Ada yang pernah tiba-tiba sakit menjelang atau tepat pada saat liburan atau bahkan selalu sakit setiap kali berlibur? Entah itu sakit kepala, demam, sakit perut, batuk, atau sekadar perasaan nggak nyaman? Alhamdulillah, saya dan keluarga jarang mengalaminya, dan semoga selalu begitu.
Tapi kakak dan keponakan saya sempat beberapa tahun berturut-turut sakit saban mudik ke tanah air. Maklum juga, sih, perjalanan mereka cukup jauh, antar negara. Juga ada beberapa cerita kawan yang sebelum perjalanan baik-baik saja namun saat berlibur malah tepar. Saya baru tahu bahwa apa yang dialami mereka adalah leisure sickness.
Jadi begini, leisure sickness adalah kondisi di mana orang merasa semacam “demam panggung” setiap kali liburan tiba. Saat hari biasa sehat, namun ketika libur justru sakit.
Kebanyakan leisure sickness ini terjadi pada orang dewasa, khususnya para pekerja, meski anak-anak bisa juga mengalaminya.
Pada orang dewasa yang bekerja kondisinya seperti ini: ketika bekerja Senin-Jumat, mereka seperti tidak ada masalah. Baik-baik saja. Namun saat ingin leyeh-leyeh, santai kayak di pantai pada akhir pekan atau long holiday, mereka justru tidak bisa menikmati karena tidak enak badan.
Terdengar aneh?
Bisa ya, bisa tidak. Ya bagi kita yang tidak pernah meraskaan hal tersebut, tidak bagi mereka yang pernah –dan bahkan kerap– mengalaminya. Dan di mata para ilmuwan, fenomena seperti ini memang wajar terjadi, lho!
Seperti dilansir Mirror, lebih dari sepertiga dari kita dihinggapi rasa sakit saat liburan yang oleh para ilmuwan disebut leisure sickness. Sementara Daily Mail mewartakan, berdasarkan penelitian, cukup banyak orang yang justru lemah kondisi fisiknya saat weekend atau liburan.
Adalah Dr Ad Vingerhoets dari Tilberg University Belanda yang melakukan penelitian mendalam terhadap fenomena ini. Dan hasil pengamatannya menyatakan, akar permasalahan dari fenomena leisure sickness adalah stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Stres inilah yang menjadi pemicu timbulnya rasa sakit –sakit apa saja, bisa sakit kepala, lelah, nyeri otot, mual, atau gejala seperti flu– setiap kali masa liburan tiba.
Padahal, saat hari biasa mereka hampir tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu sama sekali. Gejala-gejala tersebut baru tampak saat liburan. Hmm… semacam akumulasi gitu, ya? Dan tentu nggak nyaman sekali rasanya.
Lebih lanjut Dr Vingerhoets menjelaskan, fenomena leisure sickness paling banyak menyerang mereka yang terlalu keras bekerja pada Senin-Jumat. Dampaknya, saat weekend tiba, mereka tidak bisa menghindari stres akibat pekerjaan tersebut atau pikiran mereka masih sulit lepas dari pekerjaan.
Tidak hanya kepada para pekerja yang terlalu giat, leisure sickness juga kerap “menghantui” para perfeksionis, pekerja dengan beban kerja terlalu banyak, atau mereka yang memegang tampuk kepemimpinan di tempat kerja. Mereka-mereka ini sangat berisiko terkena leisure sickness.
Jadi, jika Anda merasa tidak nyaman atau selalu sakit setiap kali liburan tiba, bisa jadi Anda mengalami leisure sickness dan itu berarti alarm bagi Anda untuk mengubah attitude kerja Anda. Begitu pesan Dr Vingerhoets.
Baca Juga, Yuk: Top 5 Unique and Delicious East Javanese Traditional Cuisines
Bentuk leisure sickness beragam. Ada yang sekadar masuk angin, demam, batuk, flu, sakit kepala, hingga mual atau sakit perut.
Selain karena stres bekerja, leisure sickness juga bisa terjadi karena kelelahan, terutama ketika melakukan perjalanan jauh dan dengan pesawat –seperti pernah dialami kakak dan keponakan saya beberapa tahun berturut-turut ketika pulang ke tanah air dari luar negeri. Perjalanan panjang via pesawat selama belasan jam membuat mereka hampir selalu merasakan momen sakit setiap kali mudik, paling sering sakit kepala, demam, dan batpil.
Pemicu lainnya, mabuk perjalanan dan kurang ngemil selama perjalanan (sehingga mengakibatkan mual). Bisa juga karena adaptasi cuaca saat berkunjung ke tempat yang berbeda dari daerah asalnya, terutama ketika traveling ke luar negeri –yang mengakibatkan masalah pada kulit seperti gatal-gatal, kulit kering atau pecah-pecah, sariawan– maupun adaptasi makanan yang kerap menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut termasuk diare. Faktor cuaca juga kerap mengakibatkan leisure sickness berupa flu.
Agar Liburan Ceria Bebas ‘Leisure Sickness’
Tentu saja, leisure sickness –dalam bentuk apapun– dapat mengurangi kenyamanan dan keceriaan saat liburan. Gimana nggak, segudang rencana seperti main pasir di tepi pantai, berenang, bakar-bakar ikan di halaman villa, atau bahkan sekadar ngobrol sambil main Scrabble di teras cottage bersama anak-anak terancam batal jika kondisi kesehatan sedang tidak baik. Iya, kan?
Begitu pula jika buah hati Anda mengalami hal tersebut. Seperti ditulis di atas, meski kebanyakan dialami orang dewasa, leisure sickness juga bisa terjadi pada anak-anak. Duh, jangan sampai, deh. Mudah-mudahan si Kecil selalu sehat, ya, sehingga bisa liburan ceria sekeluarga.
Tapi namanya manusia, tentu tidak luput dari sakit. Nah, jika buah hati Anda pada akhirnya mengalami leisure sickness pada saat berlibur, Anda tidak perlu panik dan serta-merta pulang ke rumah (kecuali sakitnya memang cukup parah dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan liburan).
Anda bisa mencoba beberapa tip berikut agar liburan Anda dan keluarga, khususnya si Kecil, tetap ceria dan menyenangkan.
1. Biarkan si Kecil beristirahat
Jika si Kecil sudah telanjur sakit sementara Anda sekeluarga sudah di tempat liburan, biarkan si Kecil banyak beristirahat. Namun usahakan Anda memberi jarak si sakit dengan saudaranya. Tidak harus terpisah kamar, kok. Misalnya Anda hanya menyewa 1 kamar hotel saja, upayakan agar ia tidak tidur di tempat tidur yang sama dengan saudaranya yang tidak mengalami leisure sickness.
2. Oleskan losion atau spray anti nyamuk
Ya, Anda tentu sudah mempersiapkan losion atau spray ini saat packing, bukan? Kondisi fisik si Kecil yang sedang lemah jangan sampai bertambah parah dengan adanya gigitan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah maupun Zika.
Selalu bawa losion/spray anti nyamuk, baik untuk orang dewasa maupun khusus anak-anak, untuk berjaga-jaga karena virus ada di mana-mana.
3. Perhatikan asupan si Kecil
Sedang dalam kondisi kurang fit, buah hati Anda tentu perlu cukup makanan (khususnya yang bergizi). Jangan biarkan perutnya kosong terlalu lama agar tidak mengganggu lambung yang pada akhirnya malah memperparah kondisinya.
Usahakan selalu membawa persediaan makanan (bekal) yang cukup, ya, ketika bepergian ke manapun, terlebih jika membawa serta si buah hati!
4. Berikan buku cerita untuk mengalihkan perasaan sakit atau tidak nyamannya
Jangan lupakan yang ini juga, ya… Saat packing, masukkan beberapa buku cerita anak Anda untuk “teman” jika sewaktu-waktu dia mengalami leisure sickness atau sekadar untuk mengusir rasa bosan.
Namanya anak-anak, sulit memprediksi suasana hati mereka. Kadang mereka terlalu senang, kadang tiba-tiba bisa bosan. Benar begitu, bukan?
Baca Juga, Yuk: Bernostalgia Bersama ‘Gadis Paling Badung di Sekolah’
5. Putarkan film anak-anak
Sesekali bolehlah memutarkan video anak-anak via Youtube sebagai hiburan bagi si sakit. Atau jika tidak ada wifi di penginapan Anda dan kuota kebetulan lagi mepet, coba setel channel khusus anak-anak di televisi. Hampir semua hotel saat ini menyediakan televisi dengan aneka channel, baik luar maupun dalam negeri.
Tapi tetap diawasi, ya, jangan sampai si Kecil malah pusing karena kebanyakan nonton video di gadget atau di televisi.
6. Cuci tangan dengan benar menggunakan sabun
Meski liburan, disiplin harus tetap dipegang teguh. Salah satunya yang berkaitan dengan kebersihan, yaitu cuci tangan dengan benar menggunakan sabun. Jangan sekadar asal tangan basah, ya? Setelah itu, jangan lupa keringkan sampai benar-benar kering dengan handuk bersih. Oke?
7. And the last but not least, berikan obat jika diperlukan
Ya, berikan obat –yang biasa diberikan pada si Kecil, dan yang direkomendasikan dokter anak Anda tentu saja– jika memang dirasa perlu dan sebaiknya sudah dikonsultasikan dengan dokter anak Anda. Karena itu usahakan selalu membawa obat-obatan ke dalam tas si Kecil, seperti obat turun panas, obat batuk/flu, diare, dan lainnya, ya?
Untuk tip nomor 7, meski saya dan keluarga jarang mengalami leisure sickness —dan semoga tidak– saya selalu siap dengan “perbekalan” yang berkaitan dengan kesehatan, semisal obat anti masuk angin untuk orang dewasa, minyak telon dan minyak kayu putih untuk jaga-jaga barangkali anak-anak kedinginan atau perut kembung saat liburan. Tak ketinggalan obat-obatan untuk anak-anak seperti disebutkan di atas.
Dan khusus buat bayi saya, saya usahakan selalu membawa Tempra Paracetamol Drops. Sejak zaman anak pertama saya, yang sekarang sudah duduk di pertengahan SD, saya percaya Tempra Paracetamol dapat membantu menurunkan demam anak-anak. Dipercaya dan direkomendasi turun temurun gitu, deh, pokoknya.
Saya makin yakin karena kerap membaca artikel di internet tentang “Tempra Cepat Menurunkan Demam” dan memang telah membuktikannya sendiri.
Tentu saja, cepat atau tidaknya sang demam turun bergantung pada kekebalan tubuh atau kondisi tubuh si anak itu sendiri. Karena itulah selain memberikan Tempra yang bekerja langsung di pusat panas dan aman serta tidak menimbulkan iritasi lambung ini, saya memastikan asupan cairan si Kecil cukup serta menjaga pola makannya. Dengan kombinasi pertahanan seperti ini, alhamdulillah anak-anak cepat pulih ketika mengalami leisure sickness. Semoga terus begitu, ya!
Tak seorang pun senang sakit, dan salah satu anggota keluarga –khususnya anak– sakit saat liburan akan membuat suasana kurang menyenangkan. Karena itu, Anda tetap harus memperhatikan diri Anda. Jangan sampai Anda turut ambruk padahal anak Anda membutuhkan bantuan Anda. Bisa-bisa liburan Anda benar-benar tidak menyenangkan sama sekali.
Tetap jaga asupan Anda, makan sehat dan teratur meski liburan, dan jangan terlalu larut tidur karena bagaimanapun tubuh perlu istirahat. Tidurlah yang cukup dan usahakan tetap berolahraga walaupun olahraga simpel seperti lari-lari kecil. Olahraga santai di tengah liburan, sementara ada anak sakit, dapat membantu melepas ketegangan Anda dan liburan Anda tetap ceria!
“Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho.”
Saya juga siap sedia tempra, Mbaaaak
LikeLike
Wah, sama dong kita. Toss dulu, Mbaak :). Thanks for reading yaa.
LikeLike
wah baru ngeh soal leisure sickness ini, malah biasanya aku yang ngalalamin, hehehe.., iyes lebih baik jaga2 dengan bawa Tempra ya mba, daripada keceriaan liburannya berkurang…
LikeLiked by 1 person
Hehe… iya Mba, aku juga penasaran karena kakak dan keponakan sempat bolak-balik begitu. Setelah baca sana-sini ternyata oh itu to yang dimaksud leisure sickness.
Thanks udah mampir ya Mba Zata :).
LikeLike
waah… ternyata ada ya yg namanya leisure sickness, baru tau saya… hehe makasih infonya 🙂
LikeLike
Hi Mbak…
Iya, ternyata memang ada ya, hehe. Semoga kita nggak ngalamin ya Mba, jadi bisa ceria selalu liburannya. Aamiin.
Makasih udah mampir ya Mbak. Salam kenal 🙂
LikeLike
banyak juga ya penggemar tempra , termasuk saya. hehe…
mampir juga donk ke elnonita dot com, ada artikel dengan tema yang sama.
makasih sblmnya 🙂
LikeLike
Hi Mba,
Hehehe… iya, udah dari zaman anak pertama sampai yang bayi sekarang pakai Tempra :).
Thanks for visiting my blog, Mbak. Saya meluncur ke tempat Mbak 🙂
LikeLike
Bagaimana dengan si kecil yang sulit makan ketika di perjalanan ya?
mereka seneng main-main tapi asupannya sedikit.
thank
LikeLike
Wah, ini memang problem yang sering terjadi ketika perjalanan maupun liburan. Saya coba jawab berdasarkan pengalaman saya, ya, Mas.
Kalau anak nggak mau makan nasi dkk, mgkin bisa diganti dengan roti, buah, salad, atau camilan apa aja yang penting perutnya ngga kosong. Dan yang lebih penting lg, tetap konsumsi air putih.
Jadi kita kudu siap bekal dari rumah, jaga jaga kalau anak ogah makan besar. Trus, coba kasih pengertian kepada si kecil. Kalau perutnya kosong, ntar ga bisa main main lagi deh. Entar lemes dan sakit :).
Kalau memungkinkan, bisa ajak anak makan di resto yang menyediakan menu buffet, jadi anak bisa pilih sendiri makanan kesukaannya. Dengan diajak terlibat memilih makanannya sendiri, mudah mudahan si kecil lebih semangat makannya.
Thanks sudah berkunjung, ya…
LikeLike
Saya baru tau nih istilah leisure sickness. Terimakasih atas ilmunya.. sy juga percayakan tempra utk demam anak2 saya
LikeLike
Sama-sama Mba :). Makasih juga udah mampir. Semoga si Kecil selalu sehat ya…
LikeLike
wahhh baru denger juga mba tentang leisure sickness, nice artikel mba….informasinya sangat berguna banggettts ^^
LikeLiked by 1 person
Makasiih, Mba Indri. Senang bisa berbagi lewat tulisan. Thanks udah mampir ke blog saya ya. Much appreciated 🙂
LikeLike
Baru tau nih istilah leisure sickness. Yaaahhh sedih banget pasti ya klo mau liburan terus tiba-tiba sakit.
LikeLiked by 1 person
Iya Mba. Mudah mudahan kita selalu sehat ya Mba… thx for visiting btw 🙂
LikeLike
Aih saya baru tau istilah leisure sickness >.< ish ke mana aja dirikuh heheheh
Tips nya okeeeee bangeeet mbak Dini! Didoain menang, yes!
Tempra ini ada varian rasa ya bikin anak2 nggak kagok minum obat
LikeLiked by 1 person
Haiii mba editor ketjeh,
Seneeeng deh dikunjungin blogger n penulis ngeheitz seperti dirimu. *smooch*
Iya, aku juga baru tahu ada istilah itu. Habisnya kakak n ponakan dulu seriiing bgt sakit setiap kali liburan. S yedih deh jadinya 😦
Makasiiih doanya. Aamiin … mudah mudahan tipsnya bermanfaat.
Iya, Tempra sepertinya rasanya enak. Anak anak g susah samsek pas minum ini.
Thanks for visiting ya Mba… muach muach…
LikeLike
leisure sickness ini aku baru tau loh mba, tapi jodoh ya kita sesama keluarga tempra,.,yang pasti wajib banget sedia obat-obatan kalau perjalanan jauh apalagi bawa anak2
LikeLiked by 1 person
Kalau gitu toss dulu, Mba. Hehehe. Iyes, obat obatan wajib kl perjalanan jauh. Buat jaga jaga ya Mba.
Thanks udah mampir dan baca. Semoga bermanfaat.
LikeLike
oh baru tau ada istilah lessure sickness
LikeLike
Iya Mba, ternyata ada hehehe… semoga tulisan inu bermanfaat ya Mba. Dan terima kasih banyak sudah menyempatkan baca :).
LikeLike
aku malah baru tahu soal leisure sickness ini, Mbak…
eh bdw sama kayak Arjuna, kalau demam minumnya Tempra… tapi punya Juna rasa anggur 🙂
*belum 6 tahun
LikeLiked by 1 person
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat ya Mba… Toss, keluarga Tempra nih kita :). Thanks for visiting ya Mba.
LikeLike
Waah baru tau tentang leisure sickness ini Mbak. Nice artikel.Jadi tambah pengetahuan nih…
LikeLike
Alhamdulillah kalau bermanfaat, Mba. Terima kasih sudah mampir :).
LikeLike
Demam memang kerap terjadi pada anak ya, makanya orangtua harus selalu sedia obat demam kapanpun dan menjadi salah satu barang yg harus dibawa saat liburan
LikeLiked by 1 person
Iya Mba, betul sekali!
LikeLike
Tempra memamng obat demam paling direkomendasikan ya
LikeLiked by 1 person
Iya Mba 🙂
LikeLike
untung saya dan anak tak pernah mengalaminya
LikeLike
Alhamdulillah… semoga sehat selalu ya, mba 🙂
LikeLike
Saya juga selalu sedia Tempra. Gak enak pas jalan-jalan trus sakit
LikeLike
Sama ya Mba. Toss ah 🙂
LikeLike
Wah informasi baruuuu.. Makasih banyak ya mbak, berguna banget jadi tau tentang leisure sickness
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Mba. Senangnya jika tulisan saya memberi manfaat :).
Terima kasih juga sudah mampir ya Mba :).
LikeLike
Anak saya yang kecil pernah kejang…jadi sedia terus obat penurun panas dan termometer. Jadi parno banget kalo sudah badannya panas
LikeLike
Ya Allah, sedih bgt denger cerita mba Reni. Semoga sekarang dan seterusnya sehat-sehat ya, Mba. Salam sayang buat si kecil 🙂
LikeLike